1. Menyembah kepada sang Pencipta
2. Membahagiakan ciptaan-Nya
Saya ngga ngerti bahasa arab, tapi mungkin kurang lebih seperti 'habluminallah & habluminannas? Istilah yang sering saya dengar waktu kecil
Keduanya saling berkaitan. Tidak mungkin bisa terlepas. Seorang pencipta tidak mungkin samasekali benci sama sekali kepada ciptaan-Nya. Coba analogikan dengan seorang ibu dan ayah yang tidak mungkin benci samasekali kepada anak-anaknya, walaupun sering sekali menyakiti hati mereka. Apalagi Tuhan yang Maha Mencinta kan?
Jika kita hidup hanya untuk menyembah-Nya, maka otomatis kita akan hidup untuk membahagiakan manusia ciptaan-Nya. Begitu pun sebaliknya. Jika kita telah berhati penuh cinta kepada sesama manusia, maka berarti kita sudah sangat percaya kepada Nya, kepada kehidupan yang Dia berikan kepada kita, dan karena Nya kita akan hidup hanya untuk Nya.
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat. (Al-Baqoroh: 269)
![]() |
Lomba Agustusan - bahagianya anak2 |
![]() |
Bakar sate bersama - bahagianya yang tinggal makan hee |
![]() |
Tur sekomplek - bahagianya ibu2 |
![]() |
Sampe juga ke Ancol - orang gunung pergi ke pantai |
Bahagiakanlah orang tua kita. Bahagiakanlah anak kita. Bahagiakanlah istri/suami kita. Bahagiakanlah tetangga terdekat kita. Bahagiakanlah pekerja kita. Bahagiakanlah atasan kita. Bahagiakanlah teman-teman kita. Bahagiakanlah customer kita. Bahagiakanlah orang-orang yang bertemu dengan kita dimanapun kita berada.
Membahagiakan orang lain berarti memberi yang dia mau, tetapi tanpa menyakiti diri kita sendiri & menyakiti pihak lain. Bisa dengan memberi materi (sedekah/hadiah), bisa juga hanya menanyakan keadannya, menanyakan kabar anaknya, menanyakan kondisi penyakitnya. Membahagiakan juga bisa berupa berkunjung ke orang yang senang/butuh dikunjungi. Membahagiakan bahkan bisa juga 'hanya' berupa 'meninggalkan perdebatan' dengan teman. Poin terakhir ini yang sampai saat ini pun saya masih harus banyak berlatih. Hiks.
Tetapi jangan kuatir Anda yang selama ini telah banyak mengecewakan dan membuat sedih orang lain. Mulailah dari sekarang. Saya saja baru sadar setelah hampir berusia 40 tahun. Beruntunglah jika Anda bisa sadar sebelum usia seperti saya. Dan jika usia Anda sudah lebih dari saya, beruntunglah karena Anda masih bisa membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar